Rabu, 11 Desember 2013

laporan analisis tentang anak yang tinggi hati atau sombong


MAKALAH TENTANG ANALISIS ANAK YANG BERSIFAT TINGGI HATI ATAU SOMBONG

Oleh:
Nor Rahma Awwaliah
1105125023





FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN                
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
      Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain, Kesombongan yang paling parah adalah sombong kepada Rabbnya dengan menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan ataupun
mengesakan-Nya”. Sombong penyebab utama yang menjadikan pelakunya selalu memandang semua manusia lainnya dengan remeh serta menjadikan pelakunya melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. sifat ujub hanya ada pada jiwa-jiwa manusia yang kerdil dan timbul dari akal yang sempit dan dangkal. Karenanya, jika  seseorang memiliki kejernian akal dan fikiran yang luas, dia akan sadar bahwa derajat manusia dalam setiap keutamaaan, baik yang bersifat batin maupun lahir tidak pernah memiliki batasa. Oleh karena itu, ketika  seseorang telah dibukakan hati dan fikirannya pada setiap keutamaan yang telah dia raih, dia akan mellihat pada derajat dan keutamaan orang-orang yang diatasnya, dia merasa bahwa keutamaan yang dimilikinya sangat minim dan akan mengakui bahwa sangat banyak kekurangan pada setiap kebaikan yang dilakukannya.

B.     Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat menyimpulkan perumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara mengatasi anak yang sombong atau tinggi hati ?

     C.Tujuan Penulisan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis dapat menyimpulkan tujuan penulisan sebagai berikut :
1.      Mengetahui Bagaimana cara mengatasi anak yang sombong atau tinggi hati?

D.    Manfaat Penulisan
Sifat sombong tidak memiliki manfaat tetapi memiliki cirri-ciri sebgai berikut :
1.Suka memperkecilkan orang lain lebih-lebih lagi orang yang dipandang hina dan lebih rendah  taraf darinya.
2. Susah menerima sebarang nasihat, teguran atau kritikan daripada orang lain terutama orang di bawahnya.
3. Bermegah dengan keistimewaan anugerah Allah kepadanya, seperti cantik, berjawatan tinggi, kaya, bijak, mahsyur, dipuji orang, keturunan baik dan sebagainya.
4. Suka marah-marah kepada orang atau membentak-bentak orang di khalayak ramai.
5. Rasa diri hebat, sempurna, kuat hingga membelakangkan kehebatan dan kebesaran Allah samasekali.
6. Suka bergaul dengan orang yang setaraf dengannya sahaja.
7. Pendapatnya sahaja yang betul dan mesti diterima, orang lain salah dan tidak penting.
8. Susah minta maaf dan senyum pada orang lain.
9. Tidak pernah fikir kesusahan orang, ia fikir kesenangannya sahaja.



BAB II
LANDASAN TEORI

·         Thomas Van Aquino
       Sesuai dengan masanya Thomas Aquino mengemukakan, bahwa sifat sombong itu penyebabnya ialah sebagai berikut :
1.      Meniru perbuatan orangtuanya yang -maaf- juga keras kepala, atau anak sering menyaksikan orangtuanya bertengkar.
  1. Orangtua terlalu memanjakan, selalu memberikan apa yang diinginkannya. Ketika suatu saat keinginan tersebut tidak dipenuhi, tentu anak akan memprotes dan melawan.
  2. Tidak adanya ikatan kasih sayang dan pengertian antara orangtua dan anak.
  3. Orangtua terlalu membiasakannya taat pada sesuatu secara fanatik.
  4. Anak-anak terlalu sering disuruh mengalah, tanpa memberi pengertian yang dapat membuatnya mengerti.
·         Fredrick Hegel
      Hampir sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Thomas Van Aquino, maka filosof Jerman ini berpendapatk rasa tinggi hati atau sombong itu ialah penyebab utama yang menjadikan pelakunya selalu memandang semua manusia lainnya dengan remeh serta menjadikan pelakunya melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. sifat ujub hanya ada pada jiwa-jiwa manusia yang kerdil dan timbul dari akal yang sempit dan dangkal. Karenanya, jika  seseorang memiliki kejernian akal dan fikiran yang luas, dia akan sadar bahwa derajat manusia dalam setiap keutamaaan, baik yang bersifat batin maupun lahir tidak pernah memiliki batasa. Oleh karena itu, ketika  seseorang telah dibukakan hati dan fikirannya pada setiap keutamaan yang telah dia raih, dia akan mellihat pada derajat dan keutamaan orang-orang yang diatasnya, dia merasa bahwa keutamaan yang dimilikinya sangat minim dan akan mengakui bahwa sangat banyak kekurangan pada setiap kebaikan yang dilakukannya.



BAB III
PEMBAHASAN


A.    Analisis
1.      Nama Anak : Tufiq Zulhairi
2.      Anak ketiga dari3 bersaudara
3.      Umur : 5 tahun
4.      Nama Orang tua :
a.       Ayah : Zulher
b.      Ibu : Hartati
               5.Pekerjaan :
                             a. Ayah : Guru
                             b. Ibu : Rumah tangga
     B. Sintesis :
           Alasan mengapa si anak memiliki sifat sombong atau keras kepala karena anak suka menirukan tingkah laku orang tuanya, si anak juga tidak mau berbagi mainan terhadap temannya dan merasa dia memiliki segalanya, anak memiliki sifat sombong karena orang tualah yang telah mengajarkannya tanpa mereka ketehaui bahwa meraka telah mengajarkan sifat sombong kepada anak mereka dengan cara membelikan mereka barang-barang yang mahal dan bergaul dikalangan mereka saja, dan kurangnya sosialisasi terhadap tetangganya, semua keinginan si anak selalu diturutin tanpa mengetahui dampak negative bagi pertumbuhan si anak saat mereka beranjak dewasa.

C.     Diagnosa
          Penyebab adanya sifat sombong terhadap anak ialah saat orang tua tersebut membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain yang mungkin hanya mempunyai satu kelebihan dibandingkan anaknya dengan sangat berlebihan, dengan alasan ingin anaknya lebih baik. Coba teman-teman pikir ulang, dan menempatkan diri teman-teman sebagai keduanya? Sebagai anak, pasti akan merasa kesal dan membuktikan bahwa dia lah yang lebih dibandingkan anak yang lain tersebut. Sebagai orang tua, mungkin akan melakukan cara tersebut diluar kesadaran karena orang tua mereka juga mendidik mereka dengan cara seperti itu. Lalu lingkaran masalah ini seperti tidak ada habisnya.

D.     Prognosis
          Cara mengatasinya ialah dengan cara menasehatinya dengan penuh kasih saying dan yang baik, saat menasehati anak, akan lebih baik bila kita menasehatinya di tempat yang rahasia dan dengan suara lembut. Jangan memberikan larangan, melainkan himbauan. Jangan berkata,”Kamu tidak boleh menggambar di tembok”, tetapi katakanlah ”Kalau kamu suka menggambar besok mama belikan buku gambar yang besar.” Mengharapkan anak berubah dengan mempermalukan mereka di tempat umum bukanlah cara menasehati yang baik. Karena pada saat itu juga, kita sudah mengajarkan kepada anak kalau mempermalukan orang lain di tempat umum adalah sesuatu yang wajar dan halal.


E.     Tritmen
Cara menangani anak yang keras kepala atau sombong ialah hamper sama dengan prognosis dengan cara menasehatinya dengan baik dan lemah lembut, Waktu yang tepat adalah sesuatu yang penting dan perlu kita perhatikan pada saat kita hendak menasehati buah hati kita. Pilihlah saat yang tepat dimana kita bisa mentransfer “ilmu moral” kita kepada buah hati kita, tanpa dia merasa terpaksa. Contohnya adalah dengan mengajak sang buah hati untuk jalan-jalan. Setelah dia merasa senang, dan merasa lapar, anda bisa mengajak makan bersama. Dan pada saat itulah anda bisa mengobrol dan mengatakan harapan-harapan anda pada sang buah hati. Misalnya dengan mengatakan,”Mama suka kalau kamu berdandan rapi. Kamu kelihatan cantik sekali.” Atau dengan memujinya,”Wah… Anak mama sudah besar dan tambah dewasa, sudah bisa makan sendiri.” Dengan pancingan-pancingan seperti itu, biasanya anak akan menjadi lebih tertarik untuk mau mendengarkan nasihat anda, sehingga untuk kedepannya mereka pun bisa berubah sedikit demi sedikit.



  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar