MAKALAH
TENTANG ANALISIS ANAK YANG BERSIFAT TINGGI HATI ATAU SOMBONG
Oleh:
Nor Rahma Awwaliah
1105125023
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya
sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain, Kesombongan yang
paling parah adalah sombong kepada Rabbnya dengan menolak kebenaran dan angkuh
untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan ataupun
mengesakan-Nya”. Sombong penyebab
utama yang menjadikan pelakunya selalu memandang semua manusia lainnya dengan
remeh serta menjadikan pelakunya melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak
wajar. sifat ujub hanya ada pada jiwa-jiwa manusia yang kerdil dan timbul dari
akal yang sempit dan dangkal. Karenanya, jika seseorang memiliki
kejernian akal dan fikiran yang luas, dia akan sadar bahwa derajat manusia
dalam setiap keutamaaan, baik yang bersifat batin maupun lahir tidak pernah memiliki
batasa. Oleh karena itu, ketika seseorang telah dibukakan hati dan
fikirannya pada setiap keutamaan yang telah dia raih, dia akan mellihat pada
derajat dan keutamaan orang-orang yang diatasnya, dia merasa bahwa keutamaan
yang dimilikinya sangat minim dan akan mengakui bahwa sangat banyak kekurangan
pada setiap kebaikan yang dilakukannya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat menyimpulkan perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengatasi anak yang
sombong atau tinggi hati ?
C.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas
penulis dapat menyimpulkan tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Mengetahui Bagaimana cara mengatasi
anak yang sombong atau tinggi hati?
D. Manfaat Penulisan
Sifat
sombong tidak memiliki manfaat tetapi memiliki cirri-ciri sebgai berikut :
1.Suka memperkecilkan orang lain lebih-lebih lagi
orang yang dipandang hina dan lebih rendah
taraf darinya.
2. Susah menerima sebarang nasihat, teguran atau kritikan daripada orang lain terutama orang di bawahnya.
3. Bermegah dengan keistimewaan anugerah Allah kepadanya, seperti cantik, berjawatan tinggi, kaya, bijak, mahsyur, dipuji orang, keturunan baik dan sebagainya.
4. Suka marah-marah kepada orang atau membentak-bentak orang di khalayak ramai.
5. Rasa diri hebat, sempurna, kuat hingga membelakangkan kehebatan dan kebesaran Allah samasekali.
6. Suka bergaul dengan orang yang setaraf dengannya sahaja.
7. Pendapatnya sahaja yang betul dan mesti diterima, orang lain salah dan tidak penting.
8. Susah minta maaf dan senyum pada orang lain.
9. Tidak pernah fikir kesusahan orang, ia fikir kesenangannya sahaja.
2. Susah menerima sebarang nasihat, teguran atau kritikan daripada orang lain terutama orang di bawahnya.
3. Bermegah dengan keistimewaan anugerah Allah kepadanya, seperti cantik, berjawatan tinggi, kaya, bijak, mahsyur, dipuji orang, keturunan baik dan sebagainya.
4. Suka marah-marah kepada orang atau membentak-bentak orang di khalayak ramai.
5. Rasa diri hebat, sempurna, kuat hingga membelakangkan kehebatan dan kebesaran Allah samasekali.
6. Suka bergaul dengan orang yang setaraf dengannya sahaja.
7. Pendapatnya sahaja yang betul dan mesti diterima, orang lain salah dan tidak penting.
8. Susah minta maaf dan senyum pada orang lain.
9. Tidak pernah fikir kesusahan orang, ia fikir kesenangannya sahaja.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
·
Thomas Van Aquino
Sesuai dengan masanya
Thomas Aquino mengemukakan, bahwa sifat sombong itu penyebabnya ialah sebagai berikut :
1.
Meniru
perbuatan orangtuanya yang -maaf- juga keras kepala, atau anak sering
menyaksikan orangtuanya bertengkar.
- Orangtua terlalu memanjakan, selalu memberikan apa yang diinginkannya. Ketika suatu saat keinginan tersebut tidak dipenuhi, tentu anak akan memprotes dan melawan.
- Tidak adanya ikatan kasih sayang dan pengertian antara orangtua dan anak.
- Orangtua terlalu membiasakannya taat pada sesuatu secara fanatik.
- Anak-anak terlalu sering disuruh mengalah, tanpa memberi pengertian yang dapat membuatnya mengerti.
·
Fredrick Hegel
Hampir sama dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Thomas Van Aquino, maka filosof Jerman ini
berpendapatk rasa tinggi hati atau sombong
itu ialah penyebab utama yang menjadikan pelakunya selalu
memandang semua manusia lainnya dengan remeh serta menjadikan pelakunya
melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. sifat ujub hanya ada pada
jiwa-jiwa manusia yang kerdil dan timbul dari akal yang sempit dan dangkal.
Karenanya, jika seseorang memiliki kejernian akal dan fikiran yang luas,
dia akan sadar bahwa derajat manusia dalam setiap keutamaaan, baik yang
bersifat batin maupun lahir tidak pernah memiliki batasa. Oleh karena itu,
ketika seseorang telah dibukakan hati dan fikirannya pada setiap
keutamaan yang telah dia raih, dia akan mellihat pada derajat dan keutamaan
orang-orang yang diatasnya, dia merasa bahwa keutamaan yang dimilikinya sangat
minim dan akan mengakui bahwa sangat banyak kekurangan pada setiap kebaikan
yang dilakukannya.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Analisis
1. Nama
Anak : Tufiq Zulhairi
2. Anak
ketiga dari3 bersaudara
3. Umur
: 5 tahun
4. Nama
Orang tua :
a. Ayah
: Zulher
b. Ibu
: Hartati
5.Pekerjaan :
a. Ayah : Guru
b. Ibu : Rumah tangga
B. Sintesis :
Alasan mengapa si anak memiliki
sifat sombong atau keras kepala karena anak suka menirukan tingkah laku orang
tuanya, si anak juga tidak mau berbagi mainan terhadap temannya dan merasa dia
memiliki segalanya, anak memiliki sifat sombong karena orang tualah yang telah
mengajarkannya tanpa mereka ketehaui bahwa meraka telah mengajarkan sifat
sombong kepada anak mereka dengan cara membelikan mereka barang-barang yang
mahal dan bergaul dikalangan mereka saja, dan kurangnya sosialisasi terhadap
tetangganya, semua keinginan si anak selalu diturutin tanpa mengetahui dampak
negative bagi pertumbuhan si anak saat mereka beranjak dewasa.
C. Diagnosa
Penyebab adanya sifat sombong
terhadap anak ialah saat orang tua tersebut
membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain yang mungkin hanya
mempunyai satu kelebihan dibandingkan anaknya dengan sangat berlebihan, dengan
alasan ingin anaknya lebih baik. Coba teman-teman pikir ulang, dan menempatkan
diri teman-teman sebagai keduanya? Sebagai anak, pasti akan merasa kesal dan
membuktikan bahwa dia lah yang lebih dibandingkan anak yang lain tersebut.
Sebagai orang tua, mungkin akan melakukan cara tersebut diluar kesadaran karena
orang tua mereka juga mendidik mereka dengan cara seperti itu. Lalu lingkaran
masalah ini seperti tidak ada habisnya.
D.
Prognosis
Cara mengatasinya ialah dengan cara
menasehatinya dengan penuh kasih saying dan yang baik, saat menasehati anak, akan lebih
baik bila kita menasehatinya di tempat yang rahasia dan dengan suara lembut.
Jangan memberikan larangan, melainkan himbauan. Jangan berkata,”Kamu tidak
boleh menggambar di tembok”, tetapi katakanlah ”Kalau kamu suka menggambar
besok mama belikan buku gambar yang besar.” Mengharapkan anak berubah dengan
mempermalukan mereka di tempat umum bukanlah cara menasehati yang baik. Karena
pada saat itu juga, kita sudah mengajarkan kepada anak kalau mempermalukan
orang lain di tempat umum adalah sesuatu yang wajar dan halal.
E. Tritmen
Cara
menangani anak yang keras kepala atau sombong ialah hamper sama dengan
prognosis dengan cara menasehatinya dengan baik dan lemah lembut, Waktu yang tepat adalah sesuatu yang
penting dan perlu kita perhatikan pada saat kita hendak menasehati buah hati
kita. Pilihlah saat yang tepat dimana kita bisa mentransfer “ilmu moral” kita
kepada buah hati kita, tanpa dia merasa terpaksa. Contohnya adalah dengan
mengajak sang buah hati untuk jalan-jalan. Setelah dia merasa senang, dan
merasa lapar, anda bisa mengajak makan bersama. Dan pada saat itulah anda bisa
mengobrol dan mengatakan harapan-harapan anda pada sang buah hati. Misalnya
dengan mengatakan,”Mama suka kalau kamu berdandan rapi. Kamu kelihatan cantik
sekali.” Atau dengan memujinya,”Wah… Anak mama sudah besar dan tambah dewasa,
sudah bisa makan sendiri.” Dengan pancingan-pancingan seperti itu, biasanya
anak akan menjadi lebih tertarik untuk mau mendengarkan nasihat anda, sehingga
untuk kedepannya mereka pun bisa berubah sedikit demi sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar