Selasa, 10 Desember 2013

Laporan pengamatan anak yang suka mengompol



Laporan Pengamatan Anak Yang Suka Mengompol



Oleh :

Maria Ulfah
NIM. 1105125003





FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA

2013
                                KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, karena atas Izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul laporan pengamatan pengamatan terhadap anak yang suka mengompol dalam tempo singkat dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi tentang bagaimana anak yang suka mengompol, faktor yang menyebabkan anak suka mengompol dan bagaimana cara mengatasi anak yang suka mengompol. Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu penulis memohon maaf apabila ada banyak kekurangan serta kesalahan dalam penulisan maupun isi makalah yang tidak berkanan.


 9 Desember 2013


                                                                                                Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sebagai orang tua dan pendidik  tentu sering mengalami rasa cemas atau khawatir karena memikirkan anak. Adakalanya kekhawatiran itu kecil, tidak berarti, dan kemudian hilang dengan sendirinya; namun adakalanya kekhawatiran itu lebih serius sifatnya. Tentu saja sangat aneh bila pendidik dan orang tua tidak pernah merasa khawatir terhadap anak. Mungkin terasa melegakan bila kita mengetahui bahwa anak-anak lain mengalami masalah yang sama seperti anak lain yang kita hadapi dan orang tua mengalami kekehawatiran yang sama.
Mendidik anak merupakan sebuah pengalaman yang rumit dan melelahkan, namun juga dapat menyenangkan dan sangat bermanfaat. Ironisnya, meskipun kenyataan itu merupakan salah satu pekerjaan paling penting yang pernah dikerjakan, namun pengakuan itu tidak pernah diberikan orang, dan praktisnya tidak ada pelatihan yang tersedia.
Sejak awal kehidupan, berbagai masalah emosional dan prilaku anak dapat terjadi. Itu dapat sangat membingungkan anak-anak maupun orang tua mereka. Biasanya itu hanyalah bagian normal dari perkembangan anak, orang tua pun menanganinya secara wajar, dan kemudian menghilang dengan sendirinya. Tentunya banyak masalah yang dihadapi dalam mendidik anak usia dini. Mulai dari masalah-masalah yang sebenarnya di anggap beberapa orang tua sederhana padahal itu adalah masalah yang serius dan harus segera di tangani. jika tidak maka akan berkelanjutan hingga besar. contoh masalah yang paling di anggap sederhana oleh orang tua yaitu mengasuhkan anak mereka dengan baby sitter dan mempercayakan semua perkembangan sosial emosional mereka kepada baby sitter. Padahal mereka tidak mengetahui akibat yang akan ditimbulkan dari pola pengasuhan baby sitter tersebut.
Belum lagi masalah orang tua yang kadang menyepelekan masalah sederhan-sederhana seperti masalah makan, masalah tidur, masalah melatih buang air (kecil dan besar), masalah kebiasaan-kebiasan yang dilakukan yang dianggap wajar oleh para orang tua padahal itu berakibat buruk ketika ia beranjak besar, prilaku agresif anak, kecemasaan dan ketakutan, kenakalan, berbohong, kesulitan belajar, berkhayal dan masih banyak lagi masalah yang lain.
Dalam mata kuliah Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini, masalah yang timbul bukan hanya dari sosial anak saja tetapi juga dirinya. Untuk itu saya mengangkat masalah pada anak tentang diri sendiri, karena kebanyakan orang tua yang menyepelekan hal ini yaitu tentang bagaimna mengatasi anak yang suka mengompol baik di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu penulis mengangap penting untuk menulis laporan pengamatan mengenai anak yang suka mengompol.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a.       Mengapa anak-anak suka mengompol baik di sekolah mapun ditempat tidur ?
b.      Kapankah memulai melatih buang air untuk anak ?
c.       Bagaimana cara mengatasi anak yang sering mengompol ?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan pengamatan ini adalah :
a.       Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Bimbingan Konseling PAUD
b.      Mengetahui penyebab dari anak suka mengompol
c.       Mengetahui bagaimana cara mengatasi anak yang suka mengompol.


BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Anak- anak yang mengompol
Sangat mengherankan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang tampaknya begitu alami, seperti buang air dapat menimbulkan begitu banyak kesulitan. Kesulitan dalam melatih buang air pada anak usia dini dapat menyebabkan ia sering mengompol baik di saat tidur siang hari mapaun di malam hari, di saat bermain dan di tempat-tempat yang mebuatnya merasa takut.
Meski sudah memakai pampers, bukan berarti balita terus dibiasakan buang air kecil di celana. Karena tidak mungkin juga dia bisa memakainya hingga besar nanti. Balita juga perlu belajar untuk tidak ngompol. Mengompol atau ngompol bukan saja bisa terjadi di rumah, tapi bisa juga terjadi ketika anak di sekolah. Kebiasaan mengompol ini harus segera diatasi karena kalau dibiarkan dapat membuat anak merasa minder dan malu. Rasa minder, malu dan sedih ini dapat menyebabkan masalah – masalah baru misalnya saja anak menjadi bahan olokan teman – teman sekolahnya, merasa kurang percaya diri berada diantara teman – temannya, tidak bisa menginap di rumah saudaranya atau ikut kegiatan berkemah dengan teman – temannya. Jika menginap di rumah orang lain pun anak tidurnya tidak nyenyak karena malu dan sedikit tertekan.
Seorang anak dikatakan mengompol apabila ia melakukan BAK (Buang Air Kecil) tidak pada tempatnya. Umumnya terjadi ketika tidur pada malam hari, akan tetapi bisa juga pada siang hari. Untuk kasus mengompol pada kondisi terjaga memang ada meskipun kejadiannya jarang. Biasanya terjadi saat si kecil sedang asyik bermain, menonton TV, ataupun sedang marah. Jika sedang bermain atau menonton TV, bisa mengingatkannya saat jarak antara pipisnya sudah cukup lama. Sedangkan pada kondisi marah, biasanya mengompol yang disengaja. Karena itu sebagai salah satu bentuk protes sebagai penyebab kemarahannya
Biasanya anak mengompol pada waktu tidur malam ketika anak tidak diajak dan dibiasakan kencing buang air kecil (BAK) terlebih dahulu sebelum beranjak tidur. Dan juga ketika anak banyak minum air baik itu air putih atau pun meminum susu sebelum beranjak ke tempat tidur untuk beristirahat. Tips atasi kebiasaan mengompol anak juga perlu kita lakukan dengan cara yang bijaksana. Karena ini adalah bagian dari pendidikan untuk anak juga.
Menurut penelitian, gejala ngompol terjadi pada 1 dari 3 anak berusia 4 tahun dengan jumlah paling banyak adalah anak laki-laki. Ngompol juga lumrah dialami oleh anak-anak usia pra sekolah, karenanya masih ada 10 persen dari jumlah anak-anak usia 6 tahun yang masih belum dapat lepas dari kebiasaan ngompol.

B.     Jenis yang Anak-anak Mengompol
Sebenarnya ada dua kelompok yang membedakan mengompol di sini, yaitu: mengompol yang terus menerus, maupun yang dulunya sudah tidak mengompol tetapi tiba-tiba mengompol lagi. Di sini perlu diperhatikan di kelompok manakah anak termasuk di dalamnya, karena penyebab dan penanganannya tentu saja berbeda. Jenis mengompol:
1.      Mengompol yang terus menerus
Mengompol di sini timbul semenjak lahir berkelanjutan sampai dengan anak berusia di atas 4 tahun. Mengompol di sini lebih banyak disebabkan telambatnya mekanisme kontrol buang air kecil dan juga disebabkan oleh kegagalan maupun ketidak konsistenan orang tua dalam melatih kemampuan anak dalam menahan dan membuang air kecil. Berdasarkan kasus-kasus yang ada adalah:
a.       Kadang kala orang tua tidak tega membangunkan anaknya di malam hari, karena takut anak terkurangi waktu tidurnya.
b.       Orang tua terlalu lama membiasakan anak memakai pampers sehingga anak mempunyai pola  kalau kepingin buang air kecil , langsung aja kencing di pampers . Dalam hal ini anak akan tidak terlatih untuk menahan air seninya, dan juga tidak terlatih untuk mengkomunikasikan keinginan untuk buang air kecil kepada bunda atau orang dewasa lain.
c. Orang tua atau orang dewasa kurang sabar dan kurang konsisten melatih, sehingga anak mendapat pemahaman bahwa latihan ini sebenarnya tidak diperlukan, dan anak berlatih mengambil yang paling gampang dilakukan. dll.
2.       Mengompol tidak berlangsung terus menerus.
Mengompol muncul lagi setelah anak mampu tidak mengompol minimal selama 3 bulan. Mengompol dalam klasifikasi ini sering disebabkan oleh adanya stress atau krisis emosional yang menyebabkan anak merasa cemas. Penyebab bisa bermacam-macam, misalnya:
a.        Kelahiran adik. dalam hal ini anak merasa tersisihkan, sudah tidak disayang lagi, tidak ada perhatian lagi dari orang tua , dll
b.       Sakit, anak merasa tidak nyaman .
c.        Pindah rumah, di sini biasanya anak merasa kehilangan teman-teman lamanya, dsb.
d.       Masuk sekolah, merasa tidak bebas, dahulu di rumah menjadi pusat perhatian dan cenderung apa keinginannya dituruti sekarang ada aturan , juga merasa tidak aman karena ada teman yang baik atau yang tidak baik, dll.
e.       Konflik, baik dengan saudara, teman, orang tua atau orang lain yang mengganggu emosi anak.
f.        Masalah di anatara orang tua, anak merasa tidak aman karena pertengkaran orang tua , dll
g.      dan faktor lainnya



C.    Faktor-faktor Penyebab Mengompol Pada Anak
Bersumber dari buku Memahami dan Mengatasi Masalah anak, disebutkan ada beberapa :
1.      Beberapa anak-anak berkembang lebih lambat. Kemampuan mengendalikan kandung kemih melibatkan jalur-jalur saraf yang rumit antar otak dan kandung kemih. Jalur-jalur saraf itu cenderung berkembang sempurna pada akhir tahun ketiga kehidupannya. Akan tetapi, pada sebagian anak itu memerlukan waktu lebih lama. Bila itu terjadi, ternyata biasanya anggota-anggota lain di dalam keluarganya juga lambat perkembangannya (faktor keturunan
2.      Pada anak yang lain, bila mengalami tekannan pada saat belajar mengendalikan kandung kemih proses belajarnya bisa terganggu. Ini seperti yang terjadi pada orang dewasa yang adakalanya tidak dapat mempelajari sesuatu karena sedang merasa cemas memikirkan sesuatu yang lain
3.      Suatu kelompok anak lain berhasil mengembangkan dengan memuaskan kemampuan mengendalikan kandung kemih pada malam hari, tetapi kemudian kehilangan kemampuan itu. Mereka kembali mengompol, baik kadang-kadang ataupun teratur. Mereka yang mengompol satu dua kali biasanya di sebabkan oleh kecemasan yang tiba-tiba datangnya, misalnya mulai masuk sekolah atau kejadian yang penting lainnya. Anak yang kemudian ngompol secara teratur kembali setelah berhasil mengendalikan dirinya sering disebut mundur (regressed). Lebih sering perilaku ini disebabkan oleh suatu tekanan hebat dalam hidupnya. Ini mungkin berhubungan dengan sekolah ataupun keluarga
4.      Meskipun sangat jarang ada anak yang menompol disebabkan oleh gangguan fisik tertentu, seperti infeksi saluran kencing. Hampir selalu, bila ada alasan medis bagi kebiasaan ngompol ini, maka aka nada gejala gangguan kesehatan lainnya misalnya naiknya suhu badan
Sedangkan menurut majalah ayah bunda edisi November 2013 penyebab anak ngompol diantaranya:
  1. Gejala penyakit misalnya infeksi pada saluran kencing dan gangguan sistem saraf akibat tekanan psikologis.
  2. Ada masalah pada kandung kemihnya yang menyebabkan anak harus buang air kecil lebih sering, walaupun hanya sedikit urine saja atau sebelum kandung kemihnya penuh.
  3. Anak belum siap secara fisik karena sistem tubuhnya belum sempurna. Anak belum mampu menahan air kencing di kandung kemih, tidak menyadari kebutuhan buang air kecil, bangun dari tidur dan pergi ke kamar mandi.
  4. Anak belum terbiasa pergi ke toilet sendiri karena biasanya selalu dibantu oleh orang tua dan pengasuhnya dalam hal melepaskan dan mengenakan pakaian.
  5. Faktor keturunan dari orang tuanya.
  6. Anak tidak berani menyampaikan keinginan kepada gurunya bahwa ia mau menggunakan toilet di sekolahnya.
  7. Letak kamar kecil atau toilet terletak jauh dari kelas anak, gelap dan terpencil sehingga anak merasa takut pergi sendirian.
  8. Toilet sekolah berbeda dengan toilet di rumah dan anak tidak merasa nyaman dengan model WC (jongkok atau duduk).
  9. Anak merasa cemas dan tidak aman, misalnya saja karena ditinggal cuti pengasuhnya, kelahiran adik baru, atau pindah ke rumah baru.
  10. Kebersihan toilet di sekolah yang digunakan oleh banyak orang tidak sebersih toilet di rumah, menyebabkan anak enggan untuk menggunakan toilet di sekolah.



D.    Cara Mengtasi Anak yang Mengompol
a.      TOILET TRAINING PADA ANAK
Toilet training adalah latihan buang air besar dan buang air kecil yang diberikan pada anak perempuan mulai usia 18 bulan ( atau lebih cepat 24 ) sampai usia 3 tahun ( atau 5 tahun pada yang termasuk terlambat (delayed toilet training ), yang bertujuan melatih anak buang air besar dan buang air kecil yang baik bersih dan benar seperti cara cebok yakni dari depan ke belakang, dan secara luas termasuk kontrol buang air besar dan buang air kecil yang baik.
Hal yang menyebalkan sekaligus menggemaskan buat orang tua adalah pada saat buah hatinya buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) di lantai yang sudah bersih. Kalau bukan sayang kepada sang buah hati ini, tentu saja cacian dan marahan bakal terlontar dari mulut orang tua yang mendapati anaknya sedang BAK dan BAB disembarang tempat. Salah satu cara menyiasati agar anak tidak BAK dan BAB disembarang tempat adalah dengan mengajarkan toilet training sedini mungkin pada si kecil. Buang air besar (BAB) dan air kecil (BAK) bukanlah suatu masalah besar, namun bagi anak balita, mandiri untuk bisa BAB dan BAK hal yang patut diacungi jempol. Minimal, anak bisa memberi tanda-tanda saat akan BAK atau BAB. Bagaimana melatih kemandirian anak untuk bisa BAB atau BAK.
Waktu yang tepat untuk dimulainya toilet training pada anak adalah pada saat anak mulai berusia 2 bulan, adapun tanda-tanda yang diberikan oleh anak saat ia sudah siap melakukan toilet training adalah :
1.      Tidak mengompol beberapa jam sehari, atau bila ia berhasil bangun tidur tanpa mengompol sedikit pun
2.      Waktu buang airnya sudah bisa diperkirakan
3.      Sudah bisa memberitahu bila celana atau popok sekali pakainya sudah kotor ataupun basah.
4.      Tertarik dengan kebiasaan masuk ke dalam toilet, seperti kebiasaan orang-orang lain di dalam rumahnya
5.      Minta untuk diajari menggunakan toilet.
b.      Tahapan Toilet Training
Mengajarkan toilet training memerlukan beberapa tahapan:
1.        Biasakan menggunakan toilet pada buah hati untuk buang air.
Mulailah dengan membiasakan anak masuk ke dalam WC. Latih si kecil untuk duduk di toilet meski dengan pakaian lengkap. saat si kecil sedang membiasakan diri di toilet, Anda dapat menjelaskan kegunaan toilet. Agar si kecil tidak takut di toilet, orang tua dapat menemaninya sambil membacakan buku atau menyanyikan lagu kesayangannya.
2.        Lakukan secara rutin pada si kecil ketika terlihat ingin buang air.
Sejak si kecil terbiasa dengan toiletnya, ajaklah ia untuk menggunakannya. Biarkan ia duduk di toilet pada waktu-waktu tertentu setiap hari, terutama 20 menit setelah bangun tidur dan seusai makan. Bila pada waktu-waktu itu, si kecil sudah duduk di toilet namun tidak ingin buang air, ajak ia segera keluar dari toilet. Bila sekali-sekali ia mengompol, itu merupakan hal yang normal. Ibu juga tak perlu khawatir dan memaksanya bila si kecil kadang-kadang mogok dan tak mau ke toilet.
3.        Pujilah bila ia berhasil, meskipun kemajuannya tidak secepat yang anda inginkan. Bila si anak mengalami kecelakaan segera bersihkan dan jangan menyalahkannya. Jadilah model yang baik, agar si kecil lebih mudah mengerti. Contohkan padanya bagaimana menggunakan toilet sehari-hari.Jika anak mengalami stress saat dikenalkan toilet training, malah akan mempersulit waktu belajarnya. Perlu diingat juga, orang tua tidak dapat mengontrol kapan dan dimana anak akan membuang hajatnya, kecuali si anak sendiri.





BAB III
PEMBAHASAN
A.    Analisis
Dalam kasus yang saya angkat pada maslah ini anak yang saya amati adalah seorang anak bernama Ilyas Surya Putra. Lahir pada tanggal 19 juni 2009, saat ini usianya 4 tahun 6 bulan. Ia bersekolah di Taman Kanak-kanak al- Falah Bontang. Yayas begitu sapaan panggilan dari ilyas merupakan anak pertama dari pasangan Ahmad Munir dan Wijayanti. Ayahnya tidak bekerja (dirumah) mengurusi yayas dan mengurusi rumah, sementara ibunya Wijayanti bekerja sebagai pegawai negri sipil di kantor kelurahan Bontang Utara.
Dalam mendidik yayas kedua orang tua nampak acuh tak acuh terhadap perkembangannya. Memang disini statusnya yayas bukan keturanan dari mereka berdua. makanya mereka tampak agak cuek tetapi mereka tetap menyayangi yayas dengan sepenuh hati. Dari kecil ia memang dibiasakan pakai pampers oleh orang tuanya. Karena kebiasaan memakai pampers saat kehabisan stok dan dicoba untuk tidak memakai pampers ia sering mengompol di celananya baik di saat main, saat tidur siang mapun malam dan saat di sekolah juga.

B.     Sintesis
Dari hasil Pengumpulan data dapat di tarik kesimpulan sementara bahwa yayas menjadi anak yang suka mengompol, atau buang air kecil dicelana karena kebiasaannya menggunakan pampers.





C.    Diagnosis
Diduga apa yang menyebabkan yayas menjadi sering mengompol atau buang air kecil dicelana karena ia tidak pernah dilatih oleh kedua orang tuannya untuk buang air pada tempatnya dan kebiasaan orang tuanya memakainya pampers. Sehingga yayas menjadi sering mengmpol bukan karena ia memilki gangguan kesehatan pada kandung kemihnya.

D.    Prognosis dan Treatment
Langkah awal yang diambil penulis adalah dengan mengajak ngobrol orang tua. Pada say hari sabtu dan minggu ibunya tidak bekerja. Dengan sangat hati-hati dalam berbicara agar ibunya tidak tersinggung. Keesokan harinya ayahnya mulai membiasakan untuk melepas pampersnya. Berapa jam kemudian iya masih mengompol dicelana karena belum terbiasa tidak menggunakan pampers.
Karena kebetulan rumah saya tidak terlalu jauh dengan rumahnya dan masih ada hubungan saudara. Saya dan ayahnya mencoba untuk melakukan training toilet kepadanya
Ø  Pertama-tama
Mengajaknya ke kamar mandi setiap 2 jam sekali disela-sela bermain
Ø  Kedua
Memberi simulasi agar ia mau mengkomunikasikan jika ia ingin buang air kecil
Ø  Ketiga
Mengajaknya ke kamar mandi untuk pipis sebelum tertidur sinag setelah ia menghabiskan satu botol susu


Minggu kedua ia masih mengompol tapi dengan frekuensi yang berkurang hanya pada say tidur saja ia masih mengompol. Tetapi ayahnya tetap mentreatment yayas agar tidak mengompol saat tidur. Jadi point yang masih diterapkan adalah
Ø  Membangunkan ketika 4 jam setelah tidur pada malam hari
Ayahnya tetap konsisten dalam 1 minggu ini menerapkan treatment terhadap yayas, dan minggu ini ketiga yayas sudah mampu untuk mengkomunikasikan walapun kadang saat malam hari masih mengompol jika tidak di bangunkan untuk ke kamar mandi dan saat keasikan bermain masih mengompol karena malas untuk kekamar mandi.












BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Kasus yang diamati dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa penyebab anak suka mengompol dapat dikarenakan banyak hal anak memang di biasakan pakai pampers, anak yang memang takut dengan kamar mandi, terlambat untuk mengajarkan toilet traning pada anak dan lain-lain .
B.     Saran
      Dalam menghadapi kasus anak yang suak mengompol hendaknya dilihat terlebih dahulu apa penyebabnya, dan yang paling penting adalah tindakan dari orang tua untuk mengajarkan sedini mungkin tentang toilet traning pada anak usia dini.
















Daftar Pustaka
Bryan Lask. 1991. Memahami dan Mengatasi Masalah Anak Anda. Gramedia Pustaka : Jakarta.
Michelle Kennedy.2004. Bila Anak Berperilaku Buruk. PT. Penerbit Erlangga. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar